aku tau semuanya begitu indah
kau hadir disaat jenuhku
menghadirkan sejuta warna
sejuta tawa
kau hiasi hariku
kau tunjukan aku pelangi di kelam ku
semua berlalu
semakin aku jauh mengenalmu
semakin aku merasakan cinta
ku terjebak di kisah yang salah ini
mencintai namun pada dua hati
aku tau ini salah
namun bayangmu terus mengikuti
hadir terus membuat ku bimbang
hingga ku tersadar
bukan kamu yang sesaat ada
namun
dia yang selalu menemani ku
dia
hanya dia yang bisa membuat ku merasakan damai dijiwaku
meski berat
meski semua begitu indah
namun harus ku akhiri
cintanya lah mengerti aku
Senin, 29 September 2014
pernah ku rasakan bagaiman indah cinta itu
bagaimana hangat peluk itu
bagaimana rasanya genggaman tanggan itu
namun
semua berbeda
apa yang kurasakan tidaklah sama
mungkin rasa ini salah
mencintai disaat termiliki
namun apa daya
semua yang kuhindari tak bisa berlalu begitu saja
dirinya dan dirimu hadir silih berganti
menghiasi hari ku
apa yang tak ada padamu
ada padanya
aku tahu ini salah
tak ada niat ku ingin menyakiti
seandainya bisa
aku ingin hanya kau dan aku
mencintai disaat termiliki
namun apa daya
semua yang kuhindari tak bisa berlalu begitu saja
dirinya dan dirimu hadir silih berganti
menghiasi hari ku
apa yang tak ada padamu
ada padanya
aku tahu ini salah
tak ada niat ku ingin menyakiti
seandainya bisa
aku ingin hanya kau dan aku
Sabtu, 27 September 2014
PENDAHULUAN TEORITIKA ETIKA BISNIS TIU
NAMA : OLIVIA RONITASARI
KELAS : 4EA18
NPM : 15211464
1. TEORI
PENGERTIAN ETIKA
Pengertian Etika
Etika berasal
dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha),
berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik
pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke
generasi yg lain
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan
sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Contoh
dari etika
Etika
Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi
seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia
lupa akan diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk
keperluan-keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat
(mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi
usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga ia menjadi jutawan,
tetapi ia tidak berhasil dalam emngembangkan etika pribadinya.
Etika
Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola
uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat
tersebut ternyata melakukan penggelapan uang Negara utnuk kepentingan
pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu
kepada pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak
etika social.
Etika
moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan
kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu
perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat
manusia yang disebut moral.
Contoh
etika moral:
·
berkata
dan berbuat jujur
·
menghargai
hak orang lain
·
menghormati
orangtua dan guru
·
membela
kebenaran dan keadilan
·
menyantuni
anak yatim/piatu
a) Norma Umum
Pengertian Norma
Norma
adalah memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara
baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya
perilaku dan tindakan kita.
Macam
Norma :
§ Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan
atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan
lain-lain.
§ Norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan
sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
·
Norma
Sopan santun / Norma Etiket adalah
norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan
sehari-hari. Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku
lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata karma.
·
Norma
Hukum adalah norma yang
dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan
niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
·
Norma
Moral adalah aturan
mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut
aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia
sejauh ia dilihat sebagai manusia.
b) Teori Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata
Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar baik
buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam
konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Contoh : kewajiban seseorang yang memiliki dan
mempecayai agamanya, maka orang tersebut harus beribadah, menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya.
c) Teori Teleologi
Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos,
yang berarti akhir, tujuan, maksud, danlogos, perkataan.
Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian
menuju pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan olehChristian
Wolff, seorang filsuf Jerman abad
ke-18. Teleologi merupakan
sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan,
tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini
dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan
sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam
maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran
filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di
luar manusia.
Dalam
dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan dilakukan , Teleologi mengerti benar mana yang
benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran
yang terakhir.Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat.Betapapun
salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat
baik, maka tindakan itu dinilai baik.Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya
menghalalkan segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan
tindakan yang benar menurut hukum.Perbincangan “baik” dan “jahat” harus
diimbangi dengan “benar” dan “salah”. Lebih mendalam lagi, ajaran
teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit
menjadi “yang baik bagi diri sendiri.
- Egoisme Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Contoh : (mungkin masih ada) para petinggi
politik yang saling berebut kursi “kekuasaan” dengan melakukan berbagai cara
yang bertujuan bahwa dia harus mendapatkannya.
- Utilitarianisme
berasal
dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Contoh : melakukan kerja bakti yang di adakan
di lingkungan sekitar, sebagai upaya untuk kebersihan lingkungan dan membuat
tempat tersebut juga jadi nyaman dan sehat untuk masyarakatnya.
2. BISNIS SEBUAH PROFESI ETIS
Etika
Terapan
Etika
terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek
aplikatif teori etika atau norma yang ada. Etika terapan muncul akibat
perkembangan yang pesat dari etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad
XX, etika terapan menjadi suatu studi yang menarik karena terlibatnya berbagai
bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan,
dan sebagainya) dalam mengkaji etika.
Disebut
etika terapan karena sifatnya yang praktis, yaitu memperlihatkan sisi
kegunaannya. Sisi kegunaan itu berasal dari penerapan teori dan norma etika
ketika berada pada perilaku manusia. Sebagai ilmu praktis, etika bekerja sama
dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yang baik dan yang buruk.
Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi dua wilayah besar, yaitu kajian
yang menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan dengan suatu masalah.
Kajian tentang profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi
tertentu, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, etika keperawatan.
Etika terapan yang meyoroti berbagai masalah misalnya pencemaran lingkungan
hidup menimbulkan kajian tentang etika lingkungan hidup; pembuatan, pemilikan
dan penggunaan senjata nuklir menimbulkan kajian tentang etika nuklir;
diskriminasi dalam berbagai bentuk (ras, agama, gender, warna kulit, dan
lain-lain) menyebabkan munculnya studi tentang hal itu (misalnya etika
feminisme dan etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yang
berkaitan dengan masalah tersebut sangat diminati oleh masyarakat modern saat
ini karena topiknya aktual dan sangat relevan dengan kehidupan kontemporer.
Pengertian
Etika Profesi
Bidang
etika terapan yang dapat dipelajari secara lebih khusus adalah etika profesi.
Etika profesi merupakan bidang yang sangat diperlukan oleh dunia kerja,
khususnya yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dalam arus globalisasi yang
sedemikian pesat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kecerdasan, keterampilan, serta kepandaian dalam mengolah
dan menguasai teknologi yang dihadapinya ketika ia bekerja. Selain menguasai
pendidikan formal, dan berpengalaman bekerja, sumber daya manusia itu
membutuhkan semacam sarana untuk berpijak dalam bidang yang digelutinya. Sarana
itu adalah etika profesi. Mengapa harus etika profesi? Etika profesi adalah
etika yang berkaitan dengan profesi atau etika yang diterapkan dalam dunia
kerja manusia. Di dalam dunia kerjanya, manusia membutuhkan pegangan, berbagai
pertimbangan moral dan sikap yang bijak.
Menuju
Bisnis sebagai Profesi Luhur
Sesungguhnya
bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai
pekerjaan
kotor, kedati kata profesi, profesional dan profesionalisme sering begitu
diobral
dalam
kaitan dengan kegiatan bisnis. Namun dipihak lain tidak dapat disangkal bahwa
ada
banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan
kegiatan
bisnisnya sebagai sebuah profesi. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan
ketrampilan
yang tinggi tapi punya komitmen moral yang mendalam. Karena itu, bukan
tidak
mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah profesi dalam pengertian sebenar
benarnya
bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
Pandangan
Praktis-Realistis
Pandangan
ini bertumpu pada kenyataan yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa
ini.
Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang
bisnis.
Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yang
menyangkut
memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh
keuntungan.
Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah
bahwa
orang yang terjun ke dlm bisnis tidak punya keinginan dan tujuan lain selain
ingin
mencari
keuntungan. Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan
sosial.
Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Tanpa
keuntungan
bisnis tidak bisa jalan
Pandangan
Praktis-Realistis.
Asumsi
Adam Smith :
Dalam
masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bias
lagi
mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan
hidupnya
sendiri. Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk
membuat
kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
Pandangan
Ideal. Disebut pandangan ideal, karena dalam kenyataannya masih merupakan
suatu
hal yang ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yang ideal pandangan
ini
baru
dianut oleh segelintir orang yang dipengaruhi oleh idealisme berdasarkan nilai
yang
dianutnya.
Menurut
pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yang
menyangkut
memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
Dasar
pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair di antara pihak-pihak
yg
terlibat.
Maka yang mau ditegakkan dalam bisnis yang menyangkut pandangan ini adalah
keadilan
komutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yang fair.
Menurut
Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih
banyak
barang sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa dibuatnya
sendiri.
v Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
contohnya
: bertutur sapa yang baik pada orang lain.
v
Velazquez
memberikan pemaparan pendapat para ahli etika tentang lima ciri yang berguna untuk menentukan
hakikat standar moral (2005:9-10). Kelima ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Standar moral berkaitan dengan persoalan yang
dianggap akan merugikan secara serius atau benar-benar menguntungkan manusia. Contoh
standar moral yang dapat diterima oleh banyak orang adalah perlawanan terhadap
pencurian, pemerkosaan, perbudakan, pembunuhan, dan pelanggaran hukum.
2) Standar moral ditetapkan atau diubah
oleh keputusan dewan otoritatif tertentu. Meskipun demikian,
validitas standar moral terletak pada kecukupan nalar yang digunakan untuk mendukung
dan membenarkannya.
3) Standar moral harus lebih diutamakan daripada
nilai lain termasuk kepentingan diri. Contoh pengutamaan standar moral adalah
ketika lebih memilih menolong orang yang jatuh di jalan, ketimbang ingin cepat
sampai tempat tujuan tanpa menolong orang tersebut.
4) Standar moral berdasarkan pada pertimbangan
yang tidak memihak. Dengan kata lain, pertimbangan yang dilakukan bukan
berdasarkan keuntungan atau kerugian pihak tertentu, melainkan memandang bahwa
setiap masing-masing pihak memiliki nilai yang sama.
5) Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosakata tertentu. Emosi yang
mengasumsikan adanya standar moral adalah perasaan bersalah, sedangkan kosakata
atau ungkapan yang merepresentasikan adanya standar moral yaitu “ini salah
saya,” “saya menyesal,” dan sejenisnya.
v Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur,
jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika bisnis, yaitu :
§ Utilitarian Approach : setiap tindakan
harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
§ Individual Rights Approach : setiap
orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
§ Justice Approach : para pembuat
keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika
bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:
§ Sebutkan nama lengkap
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya
menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang
atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
§ Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan
kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya
mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif
kesopanan motra.
§ Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos
atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali.
Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya sangat
memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
§ Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah
pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis,
kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis
Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan
lebih cepat.
§ Jangan duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, pria pun senang
menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja, posisi duduk
seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini dapat
berdampak negatif pada kesehatan.
§ Tuan rumah yang harus membayar
Jika mengundang rekan bisnis untuk makan di
luar, maka sang mitralah yang harus membayar tagihan. Jika sang mitra seorang
perempuan, sementara rekan bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap harus
menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang
pribadi.
Sumber
http://nikenyuanita.blogspot.com/
wikipedia
BISNIS DAN ETIKA ( SOFTKILLBAB II)
NAMA : OLIVIA RONITASARI
KELAS : 4EA18
NPM : 15211464
BISNIS DAN ETIKA TIU
KELAS : 4EA18
NPM : 15211464
BISNIS DAN ETIKA TIU
ETIKA
Etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari sisi baik dan buruk, sejauh yang
masih dapat ditentukan oleh akal. ( Drs. Sigi Gajalba )
Etika adalah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan moral yang menentykan perilaku
manusia dalam hidupnya. ( Drs.H.Burhanudin Salam )
Etika
itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk, tentang
hak dan kewajiban moral.
* Contoh-Contoh Etika
· Barang
yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
· Perintah
seperti jangan berbohong, jangan mencuri merupakan prinsip etika yang tidak
dapat ditawar-tawar.
· Wanita,anak
kecil,orang yang lebih tua pantas didahulukan dan tidak pantas untuk disakiti.
· membunuh
atau mencuri merupakan pelanggaran terhadap etika yang bersifat absolut. Itulah
sebabnya, di mana pun dan kapan pun membunuh dan mencuri merupakan hal yang
dipersalahkan.
· Seseorang
yang bersifat munafik, karena munafik dalam etika merupakan sesuatu yang tidak
etis.
MORAL
Berikut ini adalah pengertian dan definisi
moral:
§ DIAN
IBUNG
Moral adalah nilai yang berlaku
dalam suatu lingkungan sosial dan mengatur tingkah laku seseorang
§ WIWIT
WAHYUNING, DKK
Moral berkenaan dengan norma -
norma umum, mengenai apa yang baik atau benar dalam cara hidup seseorang
§ ZAINUDDIN
SAIFULLAH NAINGGOLAN
Moral ialah suatu tendensi
rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang mengatur perilaku
seseorang dan masyarakat
§ MARIA
ASSUMPTA
Moral adalah aturan mengenai
sikap dan perilaku manusia sebagai manusia
§ SONNY
KERAF
Moral menjadi tolok ukur yang
dipakai masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai
manusia, mungkin sebagai anggota masyarakat atau sebagai orang dengan jabatan
tertentu atau profesi tertentu
§ IMAM
SUKARDI
Moral adalah suatu kebaikan
yang disesuaikan dengan ukuran - ukuran tindakan yang diterima oleh umum,
meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu
§ J.
DOUMA
Moral adalah segala kesusilaan
yang berlaku
§ RUSSEL
SWANBURG
Moral adalah pernyataan pikiran
yang berhubungan dengan semangat atau keantusiasan seseorang dalam bekerja
Moral adalah faktor motivasi yang berhubungan dengan produktivitas
dan produk atau hasil kualitas pelayanan.
ETIKA
BISNIS
Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab social (social
responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah
untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara
golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main
yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam
artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
·
Utilitarian Approach :
setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam
bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
·
Individual Rights Approach :
setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
·
Justice Approach :
para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran
yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Contoh
kasus etika bisnis:
1.
Sebuah
perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada
pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor
menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga
bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus
ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah
memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak
pengembang.
A.
Mitos Bisnis Amoral
Mitos bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tiak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat. Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi ) Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Etika harus dibedakan dari ilmu empiris.
Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
Mitos bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tiak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat. Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi ) Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Etika harus dibedakan dari ilmu empiris.
Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
B.
Keutamaan Etika bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
C.
Sasaran dan Lingkup Etika
Bisnis
Tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis:
- Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
- Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat luas pemilik asset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar atau praktek bisnis siapa pun juga.
- Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
Tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis:
- Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
- Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat luas pemilik asset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar atau praktek bisnis siapa pun juga.
- Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
D. PRINSIP ETIKA DALAM BERBISNIS
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai
dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip
yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip
etika pada umumnya.
a)
Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar
sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga
melakukan sesuatu karena tahu dan
sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan
secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
·
Memberikan produk dan
jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan
tuntutan mereka;
·
Memperlakukan pelanggan
secara adil dalam semua transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan
memperbaiki ketidakpuasan mereka;
·
Membuat setiap usaha
menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan,
demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan
ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan;
·
Perusahaan harus
menghormati martabat manusia dalam menawarkan,memasarkan
dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom,
diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan
keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah
unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam
etika, kebebasan adalah prasyarat
utama
untuk bertindak secara
etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang
bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena
selain sadar akan kewajibannya dan bebas
dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga
harus bias
mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
adanya
pertimbangan moral).
Kesediaan bertanggungjawab merupakan
ciri khas dari
makhluk bermoral, dan
tanggungjawab disini adalah tanggung
jawab pada diri kita
sendiri dan juga
tentunya pada stakeholder
b)
Prinsip Kejujuran
Kejujuran
menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis
yang berkaitan dengan kejujuran:
·
Kejujuran
relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a
priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas
berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
·
Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan
mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok
dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu,
tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke
produk lain.
·
Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan yaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan
ataupun atasannya tidak terjaga.
c) Prinsip Keadilan
Prinsip
ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapatdipertanggungjawabkan.
Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh
Aristoteles adalah:
·
Keadilan
legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis,
keadilan legal menuntut agar Negara
bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang
sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara
sama bagi semua pelaku bisnis.
·
Keadilan
komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini
menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan
hubungan horizontal antar warga
negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
·
Keadilan
distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil
bagi semua warga negara. Dalam
dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan
yang juga adil dan baik.
d) Prinsip Saling
Menguntungkan
Prinsip
ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan
satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis
haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
e) Prinsip Integritas Moral
Prinsip
ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetapmenjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang
tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang
merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis.
Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip
lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith,
dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa
sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip
etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang
lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab
untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
E.
Etos Kerja.
1. Pengertian Etos kerja .
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat .
Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok.
Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:
A. suatu aturan umum atau cara hidup
B. suatu tatanan aturan perilaku.
C. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .
Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.
Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak. Kesimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya .
Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.
Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance) .
Dengan demikian adanya etos kerja pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha berdagang akan terus berjalan mengikuti waktu.
2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah:
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan .
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan atau menurut kamus W.J.S Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita.
1. Pengertian Etos kerja .
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat .
Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok.
Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:
A. suatu aturan umum atau cara hidup
B. suatu tatanan aturan perilaku.
C. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .
Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.
Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak. Kesimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya .
Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.
Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance) .
Dengan demikian adanya etos kerja pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha berdagang akan terus berjalan mengikuti waktu.
2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah:
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan .
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan atau menurut kamus W.J.S Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita.
Contoh Etos Kerja :
1)
Bertanggung
jawab dengan pekerjaannya
2)
Bersaing
dalam bekerja dengan sehat
3)
Tidak
berkorupsi
4)
Tidak
melakukan kolusi pada saat bekerja
5)
Tidak
suka menipu dalam bekerja
6)
Tidak
melakukan nepotisme dalam bekerja
7)
Tidak
sombong dengan pekerjaanya
8)
Tidak
iri hati dengan pekerjaan orang lain
9)
Bekerja
tepat waktu
10) Tidak sewenang-wenang pada bawahan
F.
Realisasi Moral Bisnis
Tiga pandangan yang dianut, yaitu:
a. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
b. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.
c. Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.
Tiga pandangan yang dianut, yaitu:
a. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
b. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.
c. Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.
G.
Pendekatan-pendekatan Stocholder
a. Kelompok primer
Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
b. Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung, dan masyarakat
a. Kelompok primer
Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
b. Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung, dan masyarakat
SUMBER
http://rahmatps.blogspot.com/2012/09/etos-kerja.html
Langganan:
Postingan (Atom)